Senin, 02 Juni 2008

RUSUH .....

Rusuh di Monas
Kapolri Dituding Lindungi FPI

Senin, 02-06-2008
MedanBisnis – Jakarta
Kapolri dituding berada di balik Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin Habib Rizieq. Tudingan itu berasal dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang juga meminta FPI dibubarkan. “Jelas FPI harusnya dibubarkan, Rizieq ditangkap. Dalam hal ini Habib Rizieq jelas bertanggung jawab,” kata Gus Dur usai menjenguk salah satu korban kerusuhan Monas, Kiai Maman Imanulhaq, di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jalan Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (1/6).

Menurut Gus Dur, Polri harus segera mengambil tindakan hukum. Jika tidak, lanjut dia, berarti Polri melindungi FPI. “Yang mendirikan FPI itu Kapolri,” tuding Gus Dur.
Kapolri yang mana, Gus? “Yang sekarang. Dulu wakapolda,” ujar mantan presiden keempat Indonesia itu. Gus Dur pun menjelaskan, dalam ketentuan undang-undang, orang yang membawa senjata melanggar hukum. Siapa pun orang yang berbuat melanggar hukum harus ditindak secara hukum.
“Saya tidak bisa ambil tindakan, saya bukan aparat negara. Saya hanya mengimbau, Kapolri harus segera bertindak,” tegas Gus Dur.
Sebelumnya, 500 orang yang mengenakan baju berlogo FPI menyerang massa dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Tanpa diketahui sebabnya, massa FPI langsung memukuli massa AKKBB yang sedang duduk-duduk di pelataran Monas dan sebagian kaum perempuan. Satu orang aparat kepolisian pun sempat dikeroyok oleh lima anggota FPI. Massa FPI mengejar dan memukuli sambil meneriakkan yel-yel anti Ahmadiyah.
Beberapa orang dari AKKBB mengalami luka-luka. Tak hanya memukul orang, massa FPI juga merusak mobil-mobil yang diparkir di sekitar lokasi itu. Berdasarkan pantauan, hingga pukul 14.30 WIB tidak ada polisi yang berjaga.
Punya Alasan Kuat
FPI mengaku punya alasan kuat untuk membubarkan kegiatan AKKBB. Menurut mereka, aksi AKK mendukung aliran Ahmadiyah sudah keterlaluan karena aliran itu jelas-jelas organisasi kriminal.
“Janganlah kita dikatakan anarkis, Ahmadiyah itu organisasi kriminal,” kata Tim Advokasi Forum Umat Islam sekaligus Jubir FPI, Munarman, di tengah kerusuhan yang terjadi di Monas.
Bagi FPI, sudah tidak ada lagi negosiasi soal eksistensi Ahmadiyah karena mengenai aliran ini sudah diputuskan melalui rapat Bakorpakem. “Yang penting Bakorpakem sudah menyatakan Ahmadiyah sesat dan menyesatkan, nggak ada nego lagi,” katanya.
Untuk itulah, menurutnya, berbagai elemen gerakan Islam termasuk FPI sengaja menggelar aksi di Monas untuk membubarkan apel akbar itu AKKBB.
Terkait rusuh di Monas itu, Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Winarko mengatakan, kedua kelompok massa tidak berkoordinasi dengan petugas sebelum menggelar aksi. “Massa FPI belum koordinasi, AKKBB juga tidak. Makanya tidak ada penjagaan,” kata Heru di lokasi rusuh, pelataran Monas Timur, Jakarta.
Meski begitu, imbuhnya, pihaknya akan tetap menindak aksi kekerasan oleh massa FPI. “Kita akan tindak tegas,” ujarnya.
Heru juga mengatakan, tidak adanya satu pun dari massa FPI yang menyerang massa AKKBB ditangkap karena polisi tidak ingin memperkeruh suasana. “Kalau tadi ditindak justru bisa rusuh, itu malah memperkeruh suasana,” jelas Heru.
Dia menjanjikan akan menangkap massa FPI yang melakukan penyerangan terhadap massa AKKBB pada hari selanjutnya. Ia mengklaim sudah meminta video dari wartawan yang merekam peristiwa itu. “Kita ingin ibaratnya menangkap ikan, airnya tetap tenang,” kata Heru.
Sementara pihak FPI merasa tidak perlu meminta izin dari kepolisian untuk melakukan pembubaran massa AKK-BB. Bagi mereka, aksi pemukulan dan perusakan yang dilakukan hanyalah tindakan merespon.
“Kalau merespon doang kan nggak usah pakai izin,” tegas Juru Bicara FPI, Munarman. Menurutnya, aksi kelompoknya itu merespon keputusan rapat Bakorpakem yang menyatakan aliran Ahmadiyah sesat dan menyesatkan.
Untuk itulah, FPI dan elemen Islam lainnya merespon dengan melakukan serangan mendadak terhadap massa AKKBB yang menggelar perhelatan di Monas.
MUI Menyesalkan
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, menyesalkan aksi kekerasan oleh massa FPI terhadap massa AKKBB itu. “Kita menyayangkan peristiwa itu. Saya tidak setuju dengan tindakan FPI,” katanya, di Jakarta, Minggu.
Dia menegaskan, MUI telah mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan provokatif dan kekerasan terkait aliran Ahmadiyah. Sebelumnya, AKKBB mengadakan aksi damai di Silang Monas. Namun d isela-sela aksi, ratusan orang beratribut FPI tiba-tiba merangsek masuk ke tempat aksi damai berlangsung.
Amidhan kembali menegaskan, MUI menyesalkan kekerasan yang terjadi itu, namun dia menilai tindakan massa AKKBB juga provokatif. Menurutnya, AKKBB mencantumkan dukungan dari pihak beragama lain selain Islam, padahal Ahmadiyah adalah masalah yang dialami di internal umat Islam. (did/mok/fit-dn/ant)

Tidak ada komentar: